alghuroba

alghuroba

Minggu, 10 Agustus 2014

Resensi Muhammad Al Fatih 1435



Judul  : Muhammad Al fatih 1435
Penulis: Felix Siauw
Penyunting: Salman Iskandar
Penerbit : Khilafah press
Cetak kelima November 2013
Tebal : xxvi + 320 halaman

Di dalam buku Muhammad Al fatih 1435 ini menceritakan tentang sejarah seorang toko Muslim yang semenjak masa kecil hingga menjelang ajal menjemputnya,  memberikan banyak inspirasi bagi setiap orang yang mengenalnya , bagi orang yang membaca kisahnya , bahkan memberikan cerita dan memori tersendiri di dalam pandangan lawan – lawan nya. Bahkan Muhammad Al fatih semasa hidupnya begitu banyak memberikan kejutan – kejutan dalam setiap strategy dan pemikirannya.

Maka tidaklah heran bahwasanya Muhammad Al fatih atau Sultan Mehmed II bin Murad II menjadi orang yang telah digambarkan dalam bisyarohnya rosulullah . Bahwa kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]

Peran penting di masa kecil

Tak dipungkiri bahwa pendidikan masa kecil berpengaruh besar pada terbentuknya karakter seseorang. Sultan Mehmed II bin Murad II, yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih mendapatkan pendidikan yang sarat dengan ilmu, yang berkaitan dengan fiqh, alQur’an maupun bersifat umum, seperti astronomi, matematika, bahasa, dll. Syaikh Aaq Syamsuddin menjadi salah satu pilihan Sultan Murad II untuk mendidik putranya. Syaikh Aaq bukan sembarang ulama, beliau adalah seorang polymath, ulama yang menguasai berbagai bidang dan berwawasan luas, sehingga Mehmed benar-benar mendapatkan ilmunya dari seseorang yang tepat.

Keluasan ilmu umum yang didukung dengan pemahaman agama yang kuat membentuk Mehmed menjadi karakter yang cerdas dan berakhlak. Kekaguman Mehmed kepada Rasulullah Saw tak luput dari pelajaran sirah nabawiyah yang disampaikan Syaikh Aaq. Tak dipungkiri bahwa ‘obsesi’ Kesultanan Utsmani dari generasi ke generasi adalah menaklukkan Konstantinopel. Sehingga, Mehmed pun tumbuh dengan obsesi tersebut, menaklukkan Konstantinopel dan menjadi sebaik-baiknya pemimpin.

Syaikh Aaq juga memberikan pengajaran dan pengaruh – pengaruh positif dalam pembentukan karakter Sultah Sultan Mehmed II bin Murad II , dengan selalu menceritakan kisah – kisah tentang pejuang – pejuang muslim dalam perkembangan pergerakan Islam. Dan selalu mengingatkan dan meyakinkan Sultan Mehmed II bin Murad II bahwa dialah pemimpin yang rosulullah maksud dalam bisyarohnya sebagai sang penakluk konstantinopel , sehingga hal itulah yang menjadikan Sultan Mehmed II bin Murad II sangat bersemangat untuk memenuhi bisyaroh rosulullah.
  
Kebenaran Bisyaroh Rosullah

Keinginan yang menggebu untuk menaklukkan Konstantinopel membuat Mehmed harus memutar otak. Kekuatan benteng darat Konstantinopel yang berlapis tiga menjadi bagian tersulit untuk menembus kota. Apalagi wilayahnya yang sebagian besar di keliling laut membuat kota ini tak terembus selama berabad-abad.

Sultan Mehmed belajar dari sejarah, yang berkaitan dengan upaya para pendahulunya untuk menaklukkan Konstantinopel, apa kekurangan yang membuat rencana mereka gagal. Saat belajar dari pengalaman generasi sebelumnya, Mehmed mengumpulkan ahli dari berbagai ilmu untuk mendukung rencananya. Pengetahuannya terkait sejarah para pejuang – pejuang islam dan strategy perang dari berbagai negara membuatnya kaya akan strategy dan solusi ketika di hadapkan dengan halangan dan rintangan berupa perlawanan dari pasukan konstantinopel. Dan setiap tantangan berupa rintangan yang diberikan pasukan konstantinopel terhadap Sultan Mehmed II bin Murad II selalu di jawab dengan strategy – strategy yang mengejutkan yang belum pernah terpikirkan oleh pasukan manapun.

Tiada daya dan upaya melainkan daya dan upaya Allah swt

Sesungguhnya Allah meletakkan pedang di tanganku untuk berjihad di jalan-Nya. Maka jika aku tidak mampu untuk bersabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ini dan tidak aku lakukan kewajiban dengan pedang ini maka sangat tidak pantas bagiku untuk mendapatkan gelar Al-Ghazi yang aku sandang sekarang ini. Lalu, bagaimana aku akan menemui Allah pada Hari Kiamat nanti?” (h. 265)

Saat ketaqwaan, keyakinan dan komitmen menjadi kekuatan dalam diri manusia, perubahan besar dapat terjadi. Meski Sultan Mehmed memiliki pasukan yang lebih banyak dibandingkan Konstantinopel, dia tidak lantas menyombongkan diri. Pendidikan akhlak yang ditempa sejak dini menjadikannya sosok yang tetap menyandarkan kekuatannya kepada Sang Maha Kuat, Allah SWT. Perjuangan Sultan Mehmed untuk menaklukkan Konstantinopel sering menemui kegagalan, tak jarang memunculkan suara sumbang yang tidak mendukung, bahkan sempat muncul benih-benih pemberontakan dalam pasukan Yaniseri. Namun kembali lagi, Sultan Mehmed meyakini akan kepastian terealisasinya bisyaroh Rasulullah, melalui pedangnya.

Demi merobohkan benteng konstantinopel, tak sekadar inovasi senjata yang diciptakannya tapi juga peningkatan ibadahnya dan seluruh prajuritnya. Kalimat, sebaik-baiknya pemimpin dan sebaik-baiknya pasukan, diyakini Sultan Mehmed sebagai pengingat bahwa pemimpin dan pasukan yang dimaksud harus mendapatkan ridha-Nya. Dan ridha akan tercapai jika mereka mendekatkan diri dan melandaskan peperangan ini demi Allah semata. Pemandangan shalat berjamaah dan lingkungan yang dipenuhi dengan tilawah menjadi gambaran kondisi perkemahan pasukan Utsmani saat pengepungan Konstantinopel. Gambaran pasukan Sultan Mehmed II bin Murad II menjadi perang mental yang menyerang pasukan konstantinopel sebelum perang fisik terjadi. Serangan – serangan yang di lakukan oleh Sultan Mehmed II bin Murad II terus dilakukan secara rapih dan penuh dengan perhitungan ,  hingga akhhirnya terealisasilah bisyaroh rosulullah tentang penaklukan konstantinopel . Sultan Mehmed II bin Murad II tidak hanya menunjukan kehebatannya di saat perang , namun Sultan Mehmed II bin Murad II juga memperlihatkan kehebebatannya dalam ketatanegaraan yang dengan kemampuannya merubah konstantinopel menjadi tempat terbaik dan memiliki reputasi lebih baik melebihi reputasi konstantinopel sebelum di taklukan.

Dakwah Rahmatan Lil 'alamin

 Membumikan islam dan gerakan dakwah rosulullah
sebagai rahmatan lil alamin

I. Islam sebagai Rahmatan lil alamin

        Keberadaan Islam di muka bumi merupakan suatu rahmatan lil alamin yang allah turunkan bukan hanya untuk mengatur suatu umat ataupun suatu bangsa saja , namun kehadiran islam ke bumi merupakan suatu bentuk rahmat Allah bagi seluruh alam. Islam dikatakan sebagai rahmatan lil ‘alamin karena dalam islam segala hal secara spesifik dan mendetail di terangkan, tidak hanya dari sisi kebaikan namun juga dalam islam memberikan gambaran dari sisi keburukannya , namun penggambaran sisi keburukan tersebut bukan sebagai arahan untuk mengikutinya akan tetapi sebagai pembelajaran agar tidak di ikuti. Sebagai contoh sisi keburukan yang di gambarkan dalam islam, seperti kisah fir’aun yang Allah swt gambarkan dalam Al quran, fir’aun membangkang terhadap apa – apa (risalah) yang nabi musa as bawa dan mengkultuskan dirinya sebagai tuhan dan membunuh orang yang menuhankan Allah, dan hingga akhirnya Allah swt tenggelamkan fir’aun bersama tentaranya. Gambaran keburukan yang dilakukan oleh fir’aun yang terdapat di dalam Al quran bukanlah sesuatu yang di tujukan untuk di ikuti , melainkan sebagai suatu kabaran bahwasannya kita harus menjauhi sifat – sifat buruk yang ada pada fir’aun dan terhindar dari keburukan tersebut.
        
       Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin merupakan suatu bentuk cahaya yang Allah turunkan ke bumi sebagai penerang bagi seluruh kehidupan yang ada di bumi. Kehadiran islam ke bumi ibarat sebuah tools ataupun tutorial bagi penghuni bumi terutama manusia sebagai makhluk yang Allah anugerahi akal agar dapat menjalani kehidupan di dunia dengan sebaik baiknya sehingga bermanfaat dan menjadi suatu rahmat bagi seluruh alam , tidak hanya manusia namun alam pun mendapat kebaikannya. Sebagai contoh kebaikan yang di dapat yang tidak hanya manusia yang merasakannya namun alam juga mendapatkannya adalah ketika Allah swt dalam quran melarang setiap diri untuk berlaku merusak(hasad) terhadap diri sendiri ataupun pada alam , dan jika tutorial ataupun arahan yang Allah berikan tersebut di jalankan oleh manusia maka selamatlah dirinya dan alam sekitarnya dan berbeda halnya jika melanggar larangan yang Allah berikan , maka rusaklah alam dan semakin rusak pula hal lain yang mendapat dampak darinya.

II. Islam dan dakwah rosulullah sebagai rahmatan lil ‘alamin

      Islam secara bahasa bermakna berserah diri, tunduk, patuh dan ta'at , ketundukan , berserah diri , kepatuhan , dan ketaatan tersebut di maksudkan kepada Allah swt. Sedangkan dakwah berarti mengajak , menghimbau , menyeru , maksudnya di tujukan untuk di arahkan kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah swt. Hubungan antara islam dan dakwah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin yang pada dasarnya setiap makhluk harus hidup berdasarkan apa – apa yang Allah atur dan arahkan. Olehkarenanya dibutuhkanlah sebuah alat atau cara agar islam dapat di bumikan , dan Dakwah merupakan suatu alat atau cara yang digunakan agar islam dapat di rasakan dan di jadikan tutorial hakiki dalam kehidupan di bumi.

       Dakwah yang dilakukan untuk membumikan risalah islam telah di embankan kepada nabi dan rosul terdahulu , mulai dari nabi Adam as sampai kepada Rosulullah Muhammad saw. Dakwah yang dilakukan para nabi dan rosul pun dengan tujuan yang sama yaitu menegakan kalimat tauhid bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah swt, dan mengajarkan dalam setiap kehidupan agar selamat baik dunia maupun akirat dengan menyampaikan risalah islam dan membumikan islam. Karena dengan keberadaan islam di dalam kehidupan merupakan suatu penerang ataupun lentera yang akan mengarahkan siapapun yang mengikutinya ke jalan keselamatan. Olehkarenanya dakwah dilakukan agar semua makhluk yang ada di bumi merasakan betapa indah nya Islam yang Allah turunkan bagi hamba – hamba- Nya.

       Membumikan islam melalui gerakan dakwah merupakan suatu kewajiban yang tidak hanya di embankan kepada nabi dan rosul namun juga di embankan kepada setiap diri yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim. Berdakwah berarti menyebarkan dan memperluas pergerakan islam agar semakin banyak orang yang dapat merasakan betapa indahnya risalah yang rosulullah bawa yaitu islam yang menjadi rahmatan lil ‘alamin rahmat bagi semesta alam. Dakwah yang rosulullah lakukan merupan dakwah yang tidak pasif atau hanya sekedar berdiam tanpa melakukan pergerakan untuk memperluas pergerakan islam , bahkan rosulpun berdakwah tidak hanya di mekkah dan madinah namun juga mengirimkan sahabat – sahabatnya untuk mengajarkan ataupun berdakwah ke negara – negara lain, bahkan rosul juga berperang ketika orang – orang muslim di serang dan ingin di kuasai oleh orang – orang kafir , hingga berlanjut kepada para sahabat dan seterusnya , agar islam dapat di tegakan dan dirasakan betapa indahnya islam yang menjadi rahmatan lil ‘alamin.

       Gerakan dakwah rosulullah bukan lah gerakan dakwah yang monoton namun dinamis karena rosul memperkenalkan islam melalui kehidupan yang rosul jalani , karena islam bukan hanya mengatur masalah ibadah saja , namun dalam islam juga mengatur kehidupan sehari – hari seperti kegiatan bermuamalah , kehidupan sosial , ekonomi , politik , ketatanegaraan dan seluruh hal yang secara mendetail terdapat dalam islam. Olehkarenanya tidaklah salah bahwasanya gerakan dakwah rosulullah sebagai rahmatan lil ‘alamin dan sudah sepatutnya pula kita mencontoh rosulullah dalam berdakwah , dan memberikan kemaslahatan dan menyampaikan rissalah islam, sehingga semua makhluk dapat merasakan betapa indahnya risalah islam yang rosulullah bawa sebagai rahmatan lil ‘alamin.
waAllahu a’lam.