Bismillah dengan huruf “ ba
“ yang universal artinya, bismillah yang memang seharusnya diucapkan di awal
setiap perbuatan ataupun aktivitas, dengan ke universalan nya bismillah menjadi
pengingat dalam setiap aktivitas, pengingat setiap mahkluk terutama yang
bernama insan ataupun manusia, bahwa tugas utama nya bukan menjadi pengikut
dunia, pengingat bahwa tugas utama nya adalah mewakili Rabb nya ( Allah ta’ala
) dalam menebar Asma-Nya kepada semesta.
Dalam catatan kali ini
dengan judul “ Ternyata Aku Belum Bahagia “ merupakan bagian dari rangkaian
catatan – catatan tentang “ Bahagia Itu sederhana “, judul ini diambil karena
pada dasarnya jarang ada orang yang sadar bahwa dirinya belum bahagia ataupun
tertipu dengan kesenangan dunia.
Catatan hari ini tentang
“Ternyata aku belum bahagia” mungkin sedikit akan digambarkan dengan tulisan
dibawah ini.
Seseorang yang hidup dengan
penuh kecukupan dalam harta benda nya, menjalani kehidupan dengan aktivitas –
aktivitas yang begitu padat, memiliki paras wajah yang tampan. Deskripsi inilah
yang terkadang menjadi dasar bagi beberapa orang bahwa dirinya telah bahagia,
namun pada dasarnya ada hal lain yang tersimpan jauh di dalam diri orang
tersebut bahwasannya dirinya belum bahagia, percaya ataupun tidak tapi pada
kenyataan nya semua hal yang disebutkan diatas pernah dialami oleh banyak orang
dan banyak pula dari orang-orang itu yang hidup dalam kegelisahan dan
ketakutan.
Banyak dari orang- orang
yang hidup dengan bergelimang harta merasakan kekhawatiran melebihi banyak nya
harta yang dimilikinya, harta nya tak membawa bahagia baginya, melainkan hanya
kesenangan semata ketika dia menggunakannya, namun kegelisahan dan rasa takut
akan kehilangan akan kembali muncul sesudahnya.
Banyak orang yang berparas
rupawan namun banyak pula diantara mereka yang khawatir akan jodoh nya,
sehingga mencari berbagai cara pintas untuk mencari jodohnya, sehingga
kegelisahan demi kegelisahan terus mendera jiwa nya, merasa dirinya msaih
kurang rupawan dan lain sebagainya. Keindahan wajah bukanlah patokan
kebahagiaan, mengapa ? karena jika rupawan merupakan patokan kebahagiaan, maka sudah
pasti tidak akan ada remaja yang pacaran denagn berdalih agar lebih mengenal
dan si dia tidak diambil orang, bukankah perasaan sperti itu merupakan bentuk
kekhawatiran bahwa dirinya tidak akan mendapatkan jodoh jika tidak melakukan
ini dan itu.
Jika memang menjadi hartawan
dan rupawan sebagai dasar kebahagiaan, seharusnya dengan harta dan rupa nya dia
menghindari kemaksiatan kepada Pencipta Nya. Tak lagi mencari kesenangan-
kesenangan yang pada dasarnya akan membuat dirinya khawatir dan gelisah.
Jikalau diri masih dilanda
rasa gelisah, takut, dan khawatir itu merupakan tanda bahwa “ Ternyata Aku
belum Bahagia “.
Sahabat, kita harus ingat
bahwa kebahagiaan itu sederhana, letaknya bukan pada harta benda dan hal – hal
yang material. Harta benda mungkin saja bisa membawa kebahagiaan, namun yang
lebih mungkin lagi adalah ketika harta itu hilang atau habis, maka hilang pula
rasa bahagia itu, dan pada dasarnya itu bukan kebahagiaan, akan tetapi hanya
kesenangan yang sementara adanya.
Bahagia itu sederhana maka
carilah kebahagiaan – kebahagiaanmu, dan kebahagiaan yang hakiki hanya ada pada
Rabb mu, maka dapatkan bahagia sesuai pedoman yang diberi Nya.
So, jangan Lupa Bahagia ya
^_^
Bagus
BalasHapus